Example 728x250

Diduga Hasil Seleksi Paskibraka Banyak Titipan, Sejumlah Peserta di Morowali Mengalami Kekerasan

Morowali- Rakyatbersuara.com- Kasus Dugaan Kekerasan dan ketidakadilan dalam proses seleksi Paskibraka di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, menimbulkan kekhawatiran tentang transparansi dan profesionalisme panitia seleksi

Sebelumnya diberitakan seorang oknum Tim seleksi Pasukan pengibar bendera pusaka (Timsel Paskibraka) Kabupaten Morowali, diduga kuat menampar salah satu peserta saat melakukan seleksi wawancara. Besar dugaan, calon peserta itu ditampar karena tak berhasil memberikan jawaban sesuai yang diinginkan oleh oknum Timsel Paskibraka tersebut.

Kemudian seleksi calon Paskibraka untuk Kabupaten Morowali tahun 2025 itu telah selesai. Namun, ada cerita yang belum selesai di tengah masyarakat, yakni seorang siswa usai mengikuti kegiatan seleksi dilaksanakan di Kantor Kesbangpol Morowali yang dikuti seluruh siswa menceritakan mengaku ditampar bernama Adifa. Adifa murid dari perwakilan SMANSA Bungku Tengah. Adifa kaget dengan perlakuan yang didapatkan dari Timsel Paskibraka tersebut.

Kata dia, “Saya ditampar tanpa ada alasan yang jelas dari salah satu oknum tim seleksi Paskibraka, dan apakah proses seleksi harus ditampar?,” tanya Adifa ketika ia menjelaskan soal itu, Senin (5/5/2025)

Selain Adifa, seorang peserta seleksi calon Paskibraka Morowali bernama Siti Hajar mengungkapkan keanehan dalam seleksi tersebut. Siti Hajar menceritakan, ada 33 peserta merasa tidak adil dalam beberapa tahapan seleksi dan nilai seleksi wawancara karena beberapa pertanyaan yang diberikan tidak sesuai, Dimana pertanyaan tersebut tak layak dilayangkan saat wawancara menyeleksi calon Paskibraka.

“Seperti pertanyaan apa bisa panjat kelapa? Apakah tahu cuci piring? Bahkan ada pertanyaan tentang keluarga yang ditanya kepada 2 peserta saudara kembar tetapi diberikan nilai berbeda,”tutur Siti Hajar.

Oleh sebab itu, Siti Hajar bertanya-tanya, memang tahapan dan seleksi sebagai Paskibra seperti itu?. Bagi Siti Hajar, jika tidak lolos pada proses seleksi itu tidak ada persoalan namun beri sikap yang adil dalam menentukan calon yang lolos ke tingkat provinsi.

“Saya butuh penjelasan kalau memang kami gugur di nilai, kenapa yang lolos untuk seleksi provinsi lolos, sedangkan kami semua tau kalau tidak memenuhi syarat untuk lari nya tiga putaran dan shit up nya tiga itupun tidak sempurna,”ujar Siti Hajar.

Sementara seorang peserta Paskibraka lainya bernama Syahrial memprotes pertanyaan yang diajukan oleh panitia. Di mana pertanyaan yang diajukan oleh Timsel Paskibraka Morowali tidak sesuai dengan yang akan ditugaskan jika terpilih menjadi Paskibraka.

“Seharusnya kan tes wawancara yang ditanyakan mengenai Paskibraka atau Pancasila dan kebangsaan, Tapi kenapa pertanyaan yang diberikan kepada saya melenceng dari Paskibraka semacam diberikan pertanyaan asal-asalan dan diberikan nilai yang yang tidak sesuai,” protes Sahrial.

Untuk mengatasi masalah ini, perlu dilakukan evaluasi dan perbaikan protes seleksi Paskibraka termasuk meningkatkan transparansi, keadilan dan profesionalisme panitia seleksi

Hingga berita ini diterbitkan belum ada  dikonfirmasi, namun pihak media ini tetap berupaya untuk lebih lanjut.(Syaiful)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250 Example 728x250