Example 728x250
Berita  

Emas tetap menjadi Instrument Investasi yang Stabil dan Konsisten

Rakyatbersuara.com, Bangka –Fenomena melambungnya harga emas dunia, menyebabkan kondisi arah investasi mengalami pergeseran.

Akademisi sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung (FE UBB) Devi Valeriani menuturkan, semula banyak para investor berinvestasi dengan membeli saham atau surat berharga, namun dengan kenaikan harga emas yang sangat cepat, menyebabkan banyak investor maupun masyarakat mengalihkan investasinya ke emas.

Dia menilai, emas mengalami kebangkitan karena investor mencari tempat berlindung yang aman di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan ketidakpastian perang dagang. Terpantau pada tahun 2025, harga emas telah melonjak sekitar 20 persen atau sebesar US$ 3.200 bulan ini, yang merupakan kenaikan tertinggi sepanjang masa untuk logam mulia tersebut.

“Kondisi naiknya harga emas tidak menyurutkan minat pembeli untuk tetap membeli emas, walapun dengan berbagai alasan. Ada yang membeli untuk mengoleksi perhiasan, ada yang membeli sebagai bentuk tabungan yang sewaktu-waktu bisa dijual kembali, bahkan tidak sedikit yang menjadikannya sebuah investasi walaupun dengan nilai yang tidak terlalu besar,” ujar Devi, Selasa (15/4).

Tingginya angka pembelian emas yang terjadi pada masyarakat, mengindikasikan bahwa masyarakat atau pemilik modal cenderung memilih instrumen yang aman ketika kondisi ekonomi sedang mengalami ketidakpastian.

Kata Devi, lonjakan harga emas terjadi dipicu kekhawatiran pasar terhadap prospek memanasnya perang dagang AS-China, yang berdampak banyaknya investor mengalihkan dana ke aset aman, sehingga semakin mendorong peningkatan harga emas.

“Beberapa pengamat ekonomi mengatakan bahwa emas telah membuktikan diri sebagai instrumen investasi yang tangguh dengan pertumbuhan harga yang stabil dan konsisten,” tuturnya.

Penyebab naiknya harga emas di antaranya karena ketidakjelasan kondisi ekonomi global, fluktuasi tingkat inflasi, melemahnya dollar serta asumsi para investor dengan semakin menipisnya cadangan emas dunia, mengingat emas adalah komoditas yang tidak dapat diperbaharui.

Namun kata Devi, dampak dari kenaikan harga emas tidak sepenuhnya positif. Industri yang menggunakan emas sebagai bahan baku mengalami tekanan akibat kenaikan biaya produksi, yang pada akhirnya bisa berdampak pada perlambatan konsumsi produk-produk tersebut. Hal ini menurutnya, perlu menjadi perhatian dalam konteks kebijakan industri dan perlindungan daya beli masyarakat. (K/A)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250 Example 728x250