Morowali, rakyatbersuara.com – Pemerintah Indonesia terus mendorong hilirisasi nikel berkelanjutan sebagai langkah strategis untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga delapan persen. Sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia memiliki peran strategis dalam memenuhi kebutuhan global terhadap mineral ini.
Namun, proses hilirisasi nikel tak hanya berfokus pada aspek ekonomi semata, tetapi juga diwajibkan untuk memperhatikan prinsip-prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance). Menjawab tantangan ini, Kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) telah merancang strategi komprehensif untuk memastikan keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.
Sejak 2024, Kawasan IMIP telah menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga konsultan untuk membangun sistem yang menitikberatkan pada isu-isu ESG, seperti kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan hak asasi manusia, manajemen rantai pasokan, dan pengembangan komunitas. Hal ini dilakukan dengan mengacu pada standar internasional.
“Sejak berinvestasi, kami berfokus pada peningkatan kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan perkembangan industri di sekitar. Saat ini, lebih dari 140 proyek dan kegiatan CSR telah dilaksanakan. Perusahaan tenant aktif memenuhi tanggung jawab sosial mereka dengan memberikan donasi, Beberapa perwakilan perusahaan, seperti PT ITSS, PT SMI, PT IRNC, PT GCNS, PT HYNC, PT DSI, PT WNII, PT IMIP, PT TSI, PT LSI, PT QMB, dan PT RNI, telah menerima sertifikat donasi yang diberikan dalam konferensi tersebut,” jelas Ou Xiangbin pada Kamis, 23 Januari 2025.
Dari segi lingkungan, kawasan industri ini juga mencatatkan kemajuan signifikan dalam pengurangan emisi karbon. Berbagai tenant telah menerima penghargaan kinerja lingkungan dari Pemerintah Indonesia, serta memperoleh sertifikasi manajemen lingkungan dan verifikasi jejak karbon.
Kemajuan ini juga menjadi topik utama pada Konferensi Tahunan ESG Kawasan Industri IMIP yang digelar 15 Januari 2025. Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan perusahaan tenant seperti Tsingshan Industrial, Eternal Tsingshan Group, Huayou Cobalt, dan GEM Co., Ltd., serta Direktur Operasional PT IMIP, Irsan Widjaja.
Dewan Direksi Tsingshan Industrial, Mr. Wang, menambahkan bahwa konferensi ini merangkum hasil kerja ESG IMIP dan merumuskan rencana strategis untuk tahun mendatang. “Kami berkomitmen untuk mendorong pembangunan industri nikel berkelanjutan yang mengutamakan transformasi rendah karbon, perlindungan ekologi, kesehatan kerja, dan tanggung jawab sosial,” jelasnya.
Ke depan, Kawasan IMIP akan terus memperdalam kerja sama internasional dan memperkuat implementasi ESG. Langkah ini bertujuan untuk menciptakan kawasan industri nikel yang hijau, sehat, dan berkelanjutan, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan ekonomi Indonesia. (Wiwi)