SINTANG, Rakyatbersuara.com- Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, S.IP., M.Si., secara resmi membuka Gawai Dayak Ketemenggungan Linoh Dakan Gandis IX Tahun 2025. Acara adat yang berlangsung selama tiga hari, hingga 27 Juni 2025, ini dipusatkan di Lapangan Sepak Bola Kemantan Dugik Nobal, Kecamatan Tebelian, Sintang, dan turut dihadiri oleh Bupati Sintang beserta jajaran, serta masyarakat luas. Berbagai perlombaan dan pameran stand UMKM turut memeriahkan perhelatan akbar ini, pada Rabu (25/6/2025).
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Krisantus Kurniawan menyampaikan rasa syukurnya atas kesehatan yang memungkinkan dirinya hadir untuk ketiga kalinya secara berturut-turut di Gawai Desa Nobal.
Krisantus juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Kecamatan Tebelian atas kepercayaan masyarakat kepada dirinya bersama Bapak H.Ria Norsan mengemban amanah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur 5 tahun kedepan.
“Puji Tuhan dan syukur Alhamdulillah, kita semua dapat berkumpul di Lapangan Sepak Bola Desa Nobal ini dalam keadaan sehat, yang patut kita syukuri bersama-sama, semoga Gawai Nyelapat taun kali ini memberikan keberkahan, kelimpahan, dan kesehatan bagi kita semua.” ujar Wagub, disambut antusiasme warga.
Di tempat tersebut, Krisantus juga menekankan bahwa esensi Gawai Dayak sebagai wujud syukur atas hasil kerja keras sepanjang tahun.
“Karena gawai di suku kita orang Dayak adalah ucapan syukur terhadap hasil karya kita, hasil kerja keras kita dalam satu tahun. Kami berharap, masyarakat Desa Nobal khususnya dan Kecamatan Tebelian umumnya dapat meraih kesejahteraan, kebahagiaan, dan kesehatan yang dirahmati Tuhan Yang Maha Esa di tahun 2025 ini”, ucapnya.
Lebih lanjut, Krisantus juga menyoroti pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai substansi Gawai dan pelestarian budaya. Ia berpesan agar Gawai tidak hanya dimaknai sebagai ajang makan minum atau berkumpul semata.
“Gawai di samping kita berucap syukur kepada Tuhan, kepada Jubata, Gawai juga merupakan sarana atau momentum bagaimana kita melestarikan adat budaya nenek moyang kita dalam memperjuangkan hidupnya di tengah-tengah hutan belantara dahulu kala,” tegasnya.
Menggagas inovasi ke depan, Wagub mendorong agar Gawai tidak hanya sebatas berkumpul yang tak memiliki makna.
“Saya ingin Gawai ke depan tidak hanya kita kumpul-kumpul di sini, tetapi kita juga perlu membuat pameran-pameran kecil,” usulnya.
Ia mencontohkan ide pameran alat-alat pertanian tradisional seperti gisar (penggiling padi), penggiling tebuk, pemarut kelapa, tugal, dan beliung, agar generasi milenial dan Gen Z dapat mengenal serta memahami perjuangan nenek moyang mereka.
Dirinya juga menegaskan kembali akan pentingnya kolaborasi dalam membangun daerah. Dalam sambutannya, Wagub Krisantus kembali mengingatkan para pelaku usaha yang berinvestasi di Kalimantan Barat untuk turut mencintai Kalimantan Barat melalui partisipasi dan kontribusi membangun dan mensejahterakan masyarakat sekitar.
“Saya minta agar para pengusaha yang berinvestasi di Kalimantan Barat, agar turut mencintai Kalimantan Barat melalui kontribusi terhadap pembangunan dan mensejahterakan masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Sintang Gregorius Herkulanus Bala dalam sambutannya turut mengamini makna mendalam Gawai. Tradisi Dayak Desa menetapkan Gawai sebagai penanda dimulainya kegiatan ladang berikutnya (mangul).
“Gawai itu sama dengan nekat, artinya dari tahap ke tahap, kita ada jedanya, Jadi kalau belum gawai, kita belum bisa memulai kegiatan ladang berikutnya. Dan waktu gawai ini tentu adalah sebagai kita ucap syukur, baik atas kesehatan, baik atas keberhasilan. Kita sebagai petani kalau dulu,” ujarnya.
Bupati Sintang juga memberikan pesan filosofis dari Gawai, dan Ia berharap masyarakat dapat membiasakan diri melawan diri sendiri, menghargai waktu, serta memilah prioritas.
“kalau hari ini yang menjadi pemeran utama adalah mandau, tapi 300 hari lebih yang jadi pemeran utama harus pisau. Kita jangan menjadi orang Dayak hanya ketika hari Gawai. Jadi kita harus menjadi orang Dayak sepanjang tahun,” pungkasnya.
Warga setempat, Ari, menyampaikan apresiasi mendalam kepada Pemerintah Kabupaten Sintang dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat atas dukungan serta kehadiran dalam acara yang sarat makna budaya ini.
Gawai Dayak Ketemenggungan Linoh Dakan Gandis IX ini diharapkan menjadi momentum penguatan identitas budaya dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Dayak di Sintang.( Alfian/Novi).