Rakyatbersuara.com,Batu Belubang Bangka Tengah –Acara tahunan Kirab Nganggung 1000 Butir Telur Kembali diadakan di Desa Batu Belubang dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini tidak hanya menjadi simbol kebersamaan dan gotong royong masyarakat, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal melalui partisipasi aktif pelaku UMKM.
Acara tersebut dihadiri oleh beberapa tokoh penting, seperti Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai perwakilan PJ Gubernur, Kepala Bakamla Letkol Marinir Setya Budi Wiranto, S.Kom., MM, Staf Ahli dan PLT Bupati Bangka Tengah Era Susanto, SH, anggota DPRD Kabupaten Hj. Wahidah, serta Babin Kamtibmas. Kehadiran para pejabat ini memberikan dorongan semangat bagi masyarakat dan pelaku UMKM setempat.Minggu 30 Oktober 2024,
Dalam wawancara dengan Kepala Desa Batu Belubang, Akhirman, beliau menjelaskan bahwa Kirab Nganggung telah menjadi tradisi tahunan yang dilaksanakan sejak tiga tahun terakhir. “Acara ini merupakan program pelestarian budaya yang didanai melalui dana desa, melihat antusiasme besar dari masyarakat. Selain prosesi kirab, kami juga mengadakan perlombaan tradisional untuk semakin memeriahkan acara,” jelas Akhirman.
Meskipun acara ini berjalan sukses, Akhirman juga mengungkapkan beberapa tantangan yang dihadapi, seperti cuaca yang sering terjadi pada musim hujan dan keterbatasan lokasi yang masih menggunakan halaman masjid dan bahu jalan. “Kami berkoordinasi dengan BMKG untuk menentukan jadwal acara, dan juga dengan pihak terkait untuk mengatur lalu lintas selama acara berlangsung,” tambahnya.
Dampak positif acara ini sangat terasa bagi perekonomian lokal. UMKM setempat berpartisipasi dengan menjajakan produk-produk khas desa seperti rusip, kericu, dan getas. “Acara ini memberikan peluang bagi UMKM untuk memasarkan produk mereka, dan pengunjung dari luar desa serta membeli oleh-oleh, yang jelas menggerakkan perekonomian lokal,” tambah Akhirman.
Ketua Panitia Penyelenggara, Sarjono, SE, juga menonjolkan makna simbolis di balik prosesi Kirab Nganggung 1000 Butir Telur. “Filosofi utama dari kirab ini adalah kebersamaan dan gotong royong masyarakat Melayu Batu Belubang. Prosesi nganggung bersama dan makan bersama melambangkan persatuan, bahwa siapa pun, baik yang punya maupun tidak, bisa berkumpul bersama dan berbagi,” jelas Sarjono.
Terkait persiapan panitia, Sarjono menyampaikan bahwa meski masih ada kekurangan kecil, persiapan keseluruhan sudah cukup matang. “Alhamdulillah, berkat kebersamaan dan gotong royong, acara hari ini berjalan dengan baik. Antusiasme masyarakat tahun ini sangat besar, bahkan warga yang tinggal di luar Batu Belubang pun turut terpukau dan berharap acara ini semakin besar di tahun depan,” ungkapnya.
Sarjono juga menekankan bahwa salah satu tujuan utama dari penyelenggaraan acara ini adalah untuk melestarikan budaya Melayu yang semakin terkikis oleh modernisasi. “Kami berharap generasi muda dapat memahami dan meneruskan tradisi ini agar tidak hilang di tengah perkembangan zaman,” tambahnya.
Acara Kirab Nganggung ini diharapkan dapat terus berkembang setiap tahunnya dan menjadi daya tarik wisata baru bagi Desa Batu Belubang. “Kami terus berkoordinasi dengan pihak provinsi dan kabupaten untuk mengembangkan acara ini sehingga menjadi tujuan wisata yang dikenal luas,” tutup Akhirman. (Darwis)