Morowali, Rakyatbersuara.com — Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin, menegaskan komitmen pemerintah menertibkan aktivitas pertambangan dan pengelolaan kawasan hutan yang berpotensi merugikan negara. Hal itu disampaikannya saat melakukan kunjungan kerja sekaligus mengikuti latihan terintegrasi TNI di Kabupaten Morowali, Kamis (20/11/2025).
Dalam keterangannya, Sjafrie mengatakan hadir sebagai Ketua Tim Penertiban Kawasan Hutan sekaligus Ketua Harian Dewan Pertahanan Nasional untuk memastikan negara memiliki kemampuan menegakkan aturan dan melakukan penertiban di lapangan.
“Ini bagian dari pengamanan sumber daya alam sebagai wujud kedaulatan NKRI,” ujarnya.
Sjafrie menyebut masih banyak modus kelompok tertentu yang mencoba meraup keuntungan ilegal dari kekayaan negara. Salah satu contoh, izin pengambilan pasir permukaan yang justru dimanfaatkan untuk menambang pasir timah di bawah permukaan.
“Ini kegiatan ilegal. Negara kita yang kaya ini masih menjadi sasaran siasat sekelompok orang yang mengambil kesempatan dalam kesempitan,” tegasnya.
Ia menegaskan, Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan—baik di sektor sawit maupun pertambangan—akan terus bergerak melakukan tindakan tegas. Bila ditemukan pelanggaran, proses hukum akan dilanjutkan tanpa kompromi.
Kehadiran negara, lanjutnya, harus nyata dalam menghentikan seluruh aktivitas ilegal yang merugikan negara. Termasuk melalui simulasi latihan TNI di Morowali, seperti skenario menghadang pesawat yang terindikasi melakukan aktivitas ilegal di bandara yang tidak memiliki perangkat negara aktif.
Situasi tersebut, kata Sjafrie, merupakan anomali yang harus segera dibenahi.
“Ini menjadi evaluasi untuk memperkuat penertiban dan pengamanan, termasuk deregulasi terhadap ketentuan yang sudah dikeluarkan. Kita tidak boleh mengeluarkan aturan yang justru tidak bisa kita kendalikan,” jelasnya.
Dalam kegiatan ini, Menteri Pertahanan turut didampingi Panglima TNI, Jenderal Agus Suriyanto.
Sumarlin















