Gunungsitoli, Rakyatbersuara – RSUD dr. M. Thomsen Nias mengambil langkah strategis dengan menyesuaikan layanan poli bedah rawat jalan. Kebijakan ini dilakukan untuk memaksimalkan penanganan pasien bedah rawat inap dan kasus gawat darurat, sekaligus memastikan mutu pelayanan dan keselamatan pasien tetap terjaga.
Saat ini, RSUD Thomsen Nias hanya memiliki satu dokter spesialis bedah aktif yang menangani operasi setiap hari. Penyesuaian ini, menurut pihak rumah sakit, bukanlah bentuk pengurangan layanan, melainkan strategi agar fokus tenaga medis tidak terpecah sehingga kualitas penanganan pasien tetap optimal.
Humas RSUD dr Thomsen Nias, Benhard Doloksaribu, menjelaskan bahwa pasien non-darurat untuk sementara akan dijadwalkan ulang. “Kalau dipaksakan melayani semua pasien, termasuk yang non-darurat, fokus dokter bisa terpecah dan berisiko pada keselamatan pasien. Karena itu, kami memprioritaskan pasien gawat darurat dan rawat inap,” ujar Benhard kepada wartawan kemarin (11/8).
Berkurangnya jumlah dokter aktif disebabkan dua dokter lainnya sedang berproses. Satu dokter tengah mengurus perpanjangan Surat Izin Praktek (SIP) sesuai ketentuan nasional, sementara satu lagi berhalangan melayani.
Sementara itu, Direktur RSUD, dr. Noferlina Zebua, menegaskan bahwa jika ada dokter cuti atau berhalangan, pihaknya akan menugaskan dokter seprofesi sebagai pengganti. “Kami juga mempercepat proses administrasi agar layanan poli bedah rawat jalan segera kembali normal,” katanya.
Manajemen RSUD mengimbau masyarakat memahami bahwa kebijakan ini bersifat sementara. Pasien diminta mengikuti jalur rujukan sesuai kondisi medis, dan pelayanan untuk kasus darurat dijamin tetap berjalan tanpa hambatan. Langkah ini, menurut pihak rumah sakit, adalah wujud komitmen RSUD Thomsen Nias untuk menempatkan keselamatan pasien dan kualitas layanan sebagai prioritas utama. Dengan dukungan masyarakat, seluruh layanan diharapkan pulih sepenuhnya dalam waktu dekat. (Arman)
